37 Tahun Berkarya, Teater Teladan Mementaskan 3 Lakon
Teater Teladan didirikan pada tanggal 17 Maret 1975 sebagai sebuah
wadah ekspresi kegiatan ekstrakurikuler pelajar sekolah menengah atas di
masa itu bertempat di SMAN 3 Jakarta. Menurut kisah para senior. Teater
Teladan ini didirikan oleh seorang berkebangsaan Malaysia yang akrab
dipanggil Pak Cik. Entah siapa nama aslinya.
Beliaulah yang kemudian melatih para pelajar SMAN 3 didalam wadah ekskul tersebut.
Beliaulah yang kemudian melatih para pelajar SMAN 3 didalam wadah ekskul tersebut.
Dalam perjalanannya tongkat estafet kepelatihan diturunkan
berturut-turut pada Iwan Ichwan, Nawir Hamzah, Armein Azis (1985-1992),
Anwari Natari (1992-1997), Manahan Hutauruk (1997-1999), Joko Nugroho
(1999-2001), Manahan Hutauruk (2001-2006), Athpal Sofie Paturusi
(2006-2007), Diky Soemarno (2007-2010), Arsi Ramadhan (2011-skr).
Teater
Teladan dalam perkembangannya didahului dengan kegiatan pelaksanakan
pementasan untuk kalangan internal sekolah. Namun memasuki kurun waktu
beberapa tahun Teater Teladan memutuskan untuk mengikuti ajang Festival
Tingkat Umum dan Festival Tingkat SLTA. Dan dari kegiatan berfestival
itulah Teater Teladan intens mengikuti ajang yang bersifat lomba. Pada
keikutsertaan diawal-awal, Teater Teladan belum dapat menyumbangkan
prestasi dijalur festival tersebut.
Kemudian barulah tahap demi tahap Teater Teladan menapaki gelar demi
gelar hingga pada tahun 1989 Teater Teladan mendapatkan berprestasi yang
paling puncak dari yang mereka dapatkan sebelumnya sebagai Teater
Terbaik 3 Tingkat DKI dalam ajang Festival Teater Jakarta (FTJ) dan juga
meraih penghargaan individu. Armein Azis merupakan pelatih pembuka
keran hambatan prestasi dimasa itu. Sepeninggalnya beliau karena alasan
karir, perjuangan dilanjutkan oleh Anwari Natari yang berhasil menabung
gelar juara FTJ ditahun 1997 untuk Teater Teladan. Namun karena alasan
studi, tongkat kepelatihan diserahkan pada Manahan Hutauruk yang pada
tahun selanjutnya berhasil membawa Teater Teladan Juara pada FTJ 1998
hingga Teater Teladan dinobatkan sebagai Grup Teater Senior oleh Dewan
Kesenian Jakarta. Sejak itu Teater Teladan tidak lagi mengikuti FTJ.
Dalam masa setelah memasuki purna festival, roda kepelatihan Teater
Teladan sempat dipercayakan kepada Joko Nugroho. Dan beliau sempat
memberikan prestasi maksimal di forum pementasan tunggal Teater Teladan
dan pembinaan bagi anggota yang masih bersekolah. Karena dimasa itu
Teater Teladan dirasakan
pergerakannya lebih mengutamakan keterlibatan para alumni, maka
disepakatilah nama baru untuk Teater di SMAN 3 menjadi ATELA (Anak
Teater Teladan).
Tujuannya untuk meneruskan pembinaan kesenian teater bagi anggota yang
bersekolah. Dalam masa kepelatihan Joko Nugroho Teater Atela sempat
meraih beberapa prestasi. Tahun 2001 tongkat kepelatihan kembali pada
Manahan Hutauruk karena Joko Nugroho memfokuskan diri pada karir.
Ditahun tahun inilah Teater Atela/Teladan banyak meraih prestasi. Tiap
tahun selalu diwarnai prestasi. Dari mulai 2001 hingga 2006 tiada tahun
tanpa prestasi. Hingga pada tahun 2006 ia memutuskan meregenerasikan
kepelatihan pada Athpal Paturusi. Meski cuma setahun ia dapat
melanjutkan tradisi prestasi tanpa henti. Kemudian pelatih beralih
ketangan Diky Soemarno tahun 2007. Dan padanya pula prestasi juga
mengucur. Hingga pada tahun 2010 ia memutuskan untuk meregenerasikan
kepelatihan pada Arsi Ramadhan yang pada tahun 2011 pada saat masih baru
menjadi pelatih ia sudah meneruskan tradisi prestasi tersebut bagi
perjalanan panjang sejarah Teater Teladan.
Acara 37 Tahun Teater Teladan Berkarya adalah cita-cita dari semua
anggota yang kini aktif untuk memperlihatkan betapa jalinan kekeluargaan
masih kental terjalin diteater ini. Mungkin untuk sebuah presentasi
pentas yang kualitatif dan kuantitatif ini bisa saja jauh dari harapan.
Tapi siapa yang akan mau percaya begitu saja itu akan terjadi pada
Teater Teladan dengan anggotanya yang loyal? Anggota dan simpatisan yang
berdiri didalamnya yang punya prestasi pribadi masing-masing didunia
seni tentu berupaya keras dalam mendukung gagasan pentas tiga hari
dengan lakon yang berbeda ditiap harinya ini.
Dengan didukung 36 Aktor dan 4 Musisi Remaja Teater Teladan akan
membawakan tiga lakon karya Manahan Hutauruk: Tetoron Berkolin
Jembul pada 20 Januari 2012 dengan sutradara Manahan Hutauruk; Panti
Salah Asuhan dengan sutradara Diky Soemarno pada 21 Januari 2012; Cinta
Kembar sutradara Manahan Hutauruk pada 22 Januari 2012. Ketiga
pementasan itu akan diadakan di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM)
pukul 20.00 WIB.
Semoga sukses buat Teater Teladan/Atela di masa-masa yang akan datang
ReplyDelete