teater membaca tradisi
Dari fakta-fakta di atas menunjukkan pada kita bahwa perjalanan teater Indonesia modern selalu ditandai oleh adanya pergulatan terus menerus dari gejala-gejala sosio-kultural.
Baik dari gejala kebudayaan yang ada dan mengakar di bumi pertiwi ini yang kemudian sering kita sebut sebagai tradisi serta budaya yang masuk dari luar yang pada percampurannya melahirkan budaya kontemporer.
Sebagaimana kodratnya bahwa semua kebudayaan pada suatu waktu akan berubah.
Antropolog William A. Haviland (1988) mensinyalir setidaknya ada dua hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan kebudayaan. Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah terjadinya perubahan lingkungan yang dapat menuntut perubahan kebudayaan yang bersifat adaptif.
Penyebab kedua, terjadinya kontak dengan bangsa lain yang mungkin menyebabkan diterimanya asing sehingga terjadilah perubahan dalam nilai-nilai dan tata kelakuan yang ada. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia.
Teater sebagai salah satu media ekspresi kebudayaan manusia tentunya tidak akan tinggal diam menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi di sekelilingnya. Pada perkembangannya teater bisa menjadi berbanding lurus dengan dinamika kebudayaan manusia. Pada sisi inilah, argumentasi mengangkat kembali wacana membaca dan atau menengok tradisi mendapat penguatan. Kita tidak lagi punya paradigma sempit memandang tradisi sebagai sebatas “benda museum”, artefak kuno, nilai-nilai jadul, “benda mati”, karena sejatinya tradisi bersifat dinamis.
oleh komite teater - dewan kesenian jakarta
No comments:
Post a Comment