Mengajar teater itu ternyata mudah, karena ternyata mengajar teater tidak harus menjadi teaterawan yang handal, ia tidak perlu menjadi seniman untuk bisa mengajar. karena guru bukanlah pencetak seniman.
Siswa tidak dimaksudkan untuk menjadi seniman, namun yang wajib dikuasai guru ialah pemahaman teater secara benar dan bagaimana metode mengajarkannya.
Pemaparan bentuk-bentuk teater di atas setidaknya memberikan gambaran, betapa banyak alternatif yang dapat dilakukan untuk mengajarkan teater, sesuai dengan kondisi, situasi, kemampuan dan sarana serta prasarana yang ada di sekolah masing-masing. Teater itu gampang, tinggal bagaimana guru dapat kreatif mengajarkannya.
Memulai belajar teater dimulai dari yang mudah seperti latihan pernafasan (dada, perut, diafragma), latihan gesture, gerak, posisi, mimik, dan sebagainya. Juga ada permainan changes status (berganti peran), yang dimainkan dua orang, dimana masing-masing memerankan satu karakter tertentu, kemudian bergantian dengan lawan mainnya, tanpa harus berganti tokoh yang dimainkannya.
Dalam permainan ini peserta dapat menjalani bagaimana memainkan emosi yang berbeda dalam satu adegan saja. Latihan bekerjasama. Permainan ini untuk melawan stereotype yang dicontohkan sinetron, dimana sepanjang permainan isinya marah-marah terus, takut terus, sedih terus dari awal hingga akhir misalnya.
oleh Henri Nurcahyo
No comments:
Post a Comment