Saturday, March 12, 2011

Permulaan Teater (lanjutan)



Teater Romawi Klasik
         Setelah tahun 200 sebelum Masehi kegiatan kesenian beralih dari Yunani ke Roma, begitu juga Teater. Namun mutu Teater Romawi tak lebih baik daripada teater Yunani. Teater Romawi menjadi penting karena pengaruhnya kelak pada zaman Renaisans. Teater pertama kali dipertunjukkan di kota Roma pada tahun 240 SM. Pertunjukan ini dikenalkan oleh Livius Andronicus, seniman Yunani. Teater Romawi merupakan hasil adaptasi bentuk teater Yunani. Hampir di setiap unsur panggungnya terdapat unsur pemanggungan teater Yunani. Namun demikian teater Romawi pun memiliki kebaruan-kebaruan  dalam penggarapan dan penikmatan yang asli dimiliki oleh masyarakat Romawi dengan ciri-ciri sebagi berikut :
  • Koor tidak lagi berfungsi mengisi setiap adegan .
  • Musik menjadi pelengkap seluruh adegan. Tidak hanya menjadi tema cerita tetapi juga menjadi ilustrasi cerita.
  • Tema berkisar pada masalah hidup kesenjangan golongan menengah.
  • Karekteristik tokoh tergantung kelas yaitu orang tua yang bermasalah dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan kekuasaan orang tua dan lain sebagainya.
  • Seluruh adegan terjadi di rumah,  di jalan dan di halaman
Bentuk – bentuk pertunjukan yang terkenal di zaman Romawi klasik adalah:

  • Tragedi. Satu-satunya bentuk tragedi yang terkenal dan berhasil diselamatkan adalah karya Lucius Anneus Seneca ( 4 SM-65 M) dengan ciri-ciri:
  1. Plot cerita terdiri dari 5 babak dengan struktur cerita yang terperinci jelas
  2. Adegan berlangsung dalam ketegangan tinggi
  3. Dialog ditulis dalam bentuk sajak
  4. Tema cerita seputar hubungan antara alam kemanusiaan dan alam gaib
  5. Menggunakan teknik monolog, bisikan-bisikan pada beberapa tokoh penting yang mengungkapkan isi hati.
  • Farce Pendek. Farce (pertunjukan jenaka) sejak abad 1 SM menjadi bagian sastra dan menjadi bentuk drama yang terkenal. Bentuk pertunjukan teater tertua pada zaman teater Romawi Klasik ini ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
  1. ’Selalu menggunakan tokoh yang sama dan sangat tipikal, misalnya tokoh badut tolol yang bernama Maccus. Tokoh yang serakah dan rakus bernama Bucco. Sedangkan Pappus adalah tokoh yang tua dan mudah ditipu.
  2. Plot cerita  berupa tipuan-tipuan dan hasutan-hasutan yang dilakukan para badut dimana musik dan tari menjadi unsur penting dalam menjaga jalannya cerita.
  3. Menggunakan Seting suasana alam pedesaan

  • Mime. Mime muncul di zaman Yunani sekitra abad 5 SM dan kemudian masuk Romawi sekitar tahun 212 SM ini ciri-cirinya adalah:
  1. Banyak  terdapat adegan-adegan lucu, singkat, dan impovisasi. 
  2. Tokoh wanita dimainkan oleh pemain wanita.
  3. Para pemainnya tidak mengenakan topeng. 
  4. Cerita yang dibawakan bertema perzinahan, menentang sakramen, dan upacara gereja.
Teater Romawi merosot setelah bentuk Republik diganti  dengan kekaisaran tahun 27 Sebelum Masehi dan lenyap setelah terjadi penyerangan bangsa-bangsa Barbar serta  munculnya kekuasaan gereja. Pertunjukan teater terakhir di Roma terjadi tahun 533.

Teater Abad Pertengahan
         Dalam tahun 1400-an dan 1500-an, banyak kota di Eropa mementaskan drama untuk merayakan hari-hari besar umat Kristen. Drama-drama dibuat berdasarkan cerita-cerita Alkitab dan dipertunjukkan di atas kereta, yang disebut pegeant, dan ditarik keliling kota. Bahkan kini pertunjukan jalan dan prosesi penuh warna diselenggarakan diseluruh dunia untuk merayakan berbagai hari besar keagamaan. Para pemain drama pageant menggunakan tempat dibawah kereta untuk menyembunyikan peralatan. peralatan ini digunakan untuk efek tipuan, seperti menurunkan seorang aktor dari atas ke panggung.  Para pemain pegeant memainkan satu adegan dari kisah dalam Alkitab, lalu berjalan lagi. Pegeant lain dari aktor-aktor lain untuk adegan berikutnya, menggantikannya. Aktor-aktor pegeant seringkali adalah para perajin setempat yang memainkan adegan yag menunjukan keahlian mereka.Orang berkerumun untuk menyaksikan drama pegeant religius di Eropa. drama ini populer karena pemainnya berbicara dalam bahasa sehari-hari, bukan bahasa Latin yang merupakan bahasa resmi gereja-gereja Kristen.

Ciri-ciri  teater abad Pertengahan adalah sebagai berikut:
  • Drama dimainkan oleh aktor-aktor yang belajar di universitas sehingga dikaitkan dengan masalah filsafat dan agama.
  • Aktor bermain di panggung di atas kereta yang bisa dibawa berkeliling  menyusuri jalanan
  • Lirik-lirik dialog drama menggunakan dialek atau bahasa
  • Drama banyak disispi cerita kepahlawanan yang dibumbui cerita percintaan.
  • Drama diaminkan di tempat umum dengan memeungut bayaran.
  • Drama tidak memiliki nama pengarang

No comments:

Post a Comment