Bermain peran dalam sebuah adegan solo atau individual merupakan satu bentuk pelatihan dasar pemeran tampil di hadapan penonton.
Pemeran menyampaikan ceritanya dari awal sampai akhir sesuai tuntutan struktur dramatik sederhana yang mengandung pemaparan, konflik, dan penyelesaian.
Namun, sebelum tampil secara penuh cerita dapat digali dari latihan ingatan emosi dan peristiwa di mana pemeran pernah mengalaminya dalam kehidupan nyata.
Selanjutnya, ide dasar yang diperoleh dapat dikembangkan atau bahkan diwujudkan menjadi cerita baru yang dapat ditampilkan dalam improvisasi tunggal baik dalam bentuk gerak, wicara atau penggabungan keduanya.
Ingatan Emosi
Pelatihan improvisasi dasar dapat dilakukan dengan menceritakan pengalaman pribadi yang pernah dialami. Sebagai bentuk pengembangan karakter atau latihan dasar penghayatan cerita pirbadi bisa dimulai dengan cerita dimana pemeran ikut terlibat langsung dalam peristiwa tersebut secara emosional.
Keterlibatan emosi menjadi sangat penting untuk memberikan gambaran perasaan tokoh peran terkait emosi. Misalnya; jika dalam cerita tersebut pelaku meilbakan emosi amarah maka hal ini dapat dijadikan tolok ukur emosi marah tokoh peran yang akan dimainkan.
Ingatan Peristiwa
Sama seperti halnya dengan ingatan emosi, ingatan peristiwa digunakan pemain untuk mengingat sebuah peristiwa nyata yang pernah terjadi dan dilihatnya. Peristiwa-peristiwa ini diceritakan di hadapan audiens.
Tujuan dasar dari ingatan peristiwa adalah mengenali cerita atau peristiwa nyata yang terjadi dalam kehidupan sehingga pemeran memiliki banyak ragam peristiwa yang dapat dijadikan dasar gagasan untuk bercerita. Peristiwa selalu mengandung rangkaian kejadian, hal ini persis seperti struktur dasar drama yang akan dipentaskan dalam teater.
Dengan memahami rangkaian kejadian, maka pemeran akan memiliki daya kreativitas dalam membuat atau menyusun cerita melalui rangkaian kejadian yang ada.
Improvisasi tunggal
Sebagai bentuk pelatihan dasar pemeranan tunggal yang lebih komprehensif, pemeran dipersilakan untuk menampilkan satu pertunjukan tunggal dengan cerita sederhana karya sendiri. Pertunjukan ini dapat berupa teater gerak, teater boneka, monolog atau bercerita.
Semua kemampuan yang dimiliki oleh pemeran yang telah dilatihkan dalam ingatan peristiwa dan emosi dicobakan dalam presentasi tunggal ini. Fokus dari improvisasi tunggal adalah pemeran mampu menyampaikan gagasan melalui sebuah pertunjukan secara improvisatoris sehingga kemampuan imajinasinya terasah. Selain itu, faktor konsentrasi dan intensitas dalam menyajikan sebuah pertunjukan juga dapat dimunculkan.
No comments:
Post a Comment