Sunday, June 26, 2011

Menulis drama Realis


MENULIS DRAMA REALIS

Menulis drama realis adalah proses transformasi realita kedalam karya sastera berbentuk drama. 

Dalam menulis drama realis yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian paparan yang akan disajikan dalam karya drama dengan realita sehari-hari. 

Bila dikaitkan dengan ungkapan Sri Sultan Hamengkubuwoni X bahwa pertunjukan drama disepadankan dengan sandiwara maka drama realis adalah indikasi paling sesuai sebagai latar entrinya.

Drama realis disiapkan sebagai sandi (penanda) wara (peristiwa) yang sangat dekat dengan apa yang dilihat dan disaksikan sehari-hari.

Saat drama realis disajikan dalam sebuah pementasan maka mulai dari cerita hingga sett profertinya dirancang sebagai penanda kenyataan sehari-hari. Peristiwa yang dibangun juga tak jauh dari fenomena sehari-hari sehingga drama realis menyentuh semua kalangan apresiator dan mampu berkomunikasi dengan siapa saja bahkan orang yang tak faham seni sekalipun.
Sifat drama realis yang demikian membuat drama realis paling banyak dipentaskan. Drama ini menjadi familiar, anak-anak yang belajar drama biasanya diperkenalkan dengan drama jenis ini. Drama realisme sendiri kadang-kadang bersifat suryalis dalam dialognya, namun dalam implemntasi drama ini tetap mengacu kepada pemahaman bersama tentang realita. 

Drama Adipus di Kolonus dianggap realisme walaupun bicara tentang dewa yang jelas-jelas suryalis. Kenyataan demikian disebabkan drama tersebut bicara soal kenyataan manusia di masanya yang meyakini Dewa-Dewi, pada arahan penampilannya drama ini sama sekali tidak memuat sesuatu yang mustahil dari pandangan penonton, semuanya disajikan secara natural dan sesuai kenyataan pada masanya. Walaupun bicara Dewa, tokoh Dewa hanya wacana tanpa pernah ada muncul dalam satu babakpun pertunjukan.

Karena drama realis merupakan kejujuran dari realita, maka seorang penulis drama realis dituntut punya banyak wawasan tentang persoalan hidup sehingga pengalaman nyata tersebut dapat menginspirasinya dalam menyajikan kenyataan kedalam bentuk karya drama. Biasanya drama realis sangat jelas dan tajam kritiknya terhadap kenyataan misalnya Rumah Boneka karya Ibsen yang nyata-nyata mempertanyakan eksistensi perkawinan yang rapuh pada masanya.

No comments:

Post a Comment