Thursday, January 19, 2012

37 tahun berkarya..

37 Tahun Berkarya, Teater Teladan Mementaskan 3 Lakon

Teater Teladan didirikan pada tanggal 17 Maret 1975 sebagai sebuah wadah ekspresi kegiatan ekstrakurikuler pelajar sekolah menengah atas di masa itu bertempat di SMAN 3 Jakarta. Menurut kisah para senior. Teater Teladan ini didirikan oleh seorang berkebangsaan Malaysia yang akrab dipanggil Pak Cik. Entah siapa nama aslinya.

Beliaulah yang kemudian melatih para pelajar SMAN 3 didalam wadah ekskul tersebut.
Dalam perjalanannya tongkat estafet kepelatihan diturunkan berturut-turut pada Iwan Ichwan,  Nawir Hamzah, Armein Azis (1985-1992), Anwari Natari (1992-1997), Manahan Hutauruk (1997-1999), Joko Nugroho (1999-2001), Manahan Hutauruk (2001-2006), Athpal Sofie Paturusi (2006-2007), Diky Soemarno (2007-2010), Arsi Ramadhan (2011-skr). 
 
Teater Teladan dalam perkembangannya didahului dengan kegiatan pelaksanakan pementasan untuk kalangan internal sekolah. Namun memasuki kurun waktu beberapa tahun Teater Teladan memutuskan untuk mengikuti ajang Festival Tingkat Umum dan Festival Tingkat SLTA. Dan dari kegiatan berfestival itulah Teater Teladan intens mengikuti ajang yang bersifat lomba. Pada keikutsertaan diawal-awal, Teater Teladan belum dapat menyumbangkan prestasi dijalur festival tersebut.
 
Kemudian barulah tahap demi tahap Teater Teladan menapaki gelar demi gelar hingga pada tahun 1989 Teater Teladan mendapatkan berprestasi yang paling puncak dari yang mereka dapatkan sebelumnya sebagai Teater Terbaik 3 Tingkat DKI dalam ajang Festival Teater Jakarta (FTJ) dan juga meraih penghargaan individu. Armein Azis merupakan pelatih pembuka keran hambatan prestasi dimasa itu. Sepeninggalnya beliau karena alasan karir, perjuangan dilanjutkan oleh Anwari Natari yang berhasil menabung gelar juara FTJ ditahun 1997 untuk Teater Teladan. Namun karena alasan studi, tongkat kepelatihan diserahkan pada Manahan Hutauruk yang pada tahun selanjutnya berhasil membawa Teater Teladan Juara pada FTJ 1998 hingga Teater Teladan dinobatkan sebagai Grup Teater Senior oleh Dewan Kesenian Jakarta. Sejak itu Teater Teladan tidak lagi  mengikuti FTJ. Dalam masa setelah memasuki purna festival, roda kepelatihan Teater Teladan sempat dipercayakan kepada Joko Nugroho. Dan beliau sempat memberikan prestasi maksimal di forum pementasan tunggal Teater Teladan dan pembinaan bagi anggota yang masih bersekolah. Karena dimasa itu Teater Teladan dirasakan
pergerakannya lebih mengutamakan keterlibatan para alumni, maka disepakatilah nama baru untuk Teater di SMAN 3 menjadi ATELA (Anak Teater Teladan).
 
Tujuannya untuk meneruskan pembinaan kesenian teater bagi anggota yang bersekolah. Dalam masa kepelatihan Joko Nugroho Teater Atela sempat meraih beberapa prestasi. Tahun 2001 tongkat kepelatihan kembali pada Manahan Hutauruk karena Joko Nugroho memfokuskan diri pada karir. Ditahun tahun inilah Teater Atela/Teladan banyak meraih prestasi. Tiap tahun selalu diwarnai prestasi. Dari mulai 2001 hingga 2006 tiada tahun tanpa prestasi. Hingga pada tahun 2006 ia memutuskan meregenerasikan kepelatihan pada Athpal Paturusi. Meski cuma setahun ia dapat melanjutkan tradisi prestasi tanpa henti. Kemudian pelatih beralih ketangan Diky Soemarno tahun 2007. Dan padanya pula prestasi juga mengucur. Hingga pada tahun 2010 ia memutuskan untuk meregenerasikan kepelatihan pada Arsi Ramadhan yang pada tahun 2011 pada saat masih baru menjadi pelatih ia sudah meneruskan tradisi prestasi tersebut bagi perjalanan panjang sejarah Teater Teladan.
 
Acara 37 Tahun Teater Teladan Berkarya adalah cita-cita dari semua anggota yang kini aktif untuk memperlihatkan betapa jalinan kekeluargaan masih kental terjalin diteater ini. Mungkin untuk sebuah presentasi pentas yang kualitatif dan kuantitatif ini bisa saja jauh dari harapan. Tapi siapa yang akan mau percaya begitu saja itu akan terjadi pada Teater Teladan dengan anggotanya yang loyal? Anggota dan simpatisan yang berdiri didalamnya yang punya prestasi pribadi masing-masing didunia seni tentu berupaya keras dalam mendukung gagasan pentas tiga hari dengan lakon yang berbeda ditiap harinya ini.
 
Dengan didukung 36 Aktor dan 4 Musisi Remaja Teater Teladan akan membawakan tiga lakon karya Manahan Hutauruk: Tetoron Berkolin Jembul pada 20 Januari 2012 dengan sutradara Manahan Hutauruk; Panti Salah Asuhan dengan sutradara Diky Soemarno pada 21 Januari 2012; Cinta Kembar sutradara Manahan Hutauruk pada 22 Januari 2012. Ketiga pementasan itu akan diadakan di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) pukul 20.00 WIB.

1 comment:

  1. Semoga sukses buat Teater Teladan/Atela di masa-masa yang akan datang

    ReplyDelete