Ketika menentukan pilihan atas sebuah naskah yang hendak dipentaskan, seorang sutradara harus tahu mengapa dia memilih naskah tersebut dan bukan naskah lain.
Apa yang hendak “diucapkan” lewat naskah tersebut, dan dengan cara pengucapan yang bagaimana? Bentuk apa yang dipilihnya dan tehnik mana yang dia pakai untuk mewujudkan bentuk pilihannya itu?
Baik ketika memilih naskah dan kemudian, dalam menjawab segala pertanyaan dari para aktor dan pekerjaannya, sutradara boleh berpegang kepada asa 5W1H, yakni: what, who, why, when, where, how.Maka, jika ia punya sasaran/ target pengucapan yang hendak dikejarnya, pertama dia harus bertanggungjawab kepada diri sendiri sebagai seniman. Kemudian, baru dia bertanggung jawab kepada para pemain dan para pekerjanya.
Pilihan naskah mungkin berdasarkan pertimbangan bahwa naskah itu:
* mampu menjadi jembatan dari perenungan pikiran (falsafi) si sutradara sebagai seniman.
* Atau bisa juga lantaran naskah yang dipilihnya itu mengandung kemungkinan pengerjaan artistik yang hebat.
* atau bisa juga karean naskah itu populer dan diharapkan bakal mendatangkan banyak penonton jika dipentaskan/ komersial.
No comments:
Post a Comment