Pembentukan Suara
Napas yang keluar melalui Trachea sesampainya pada larynx akan menggetarkan pita suara, dan karena getaran itu timbulah suara. Namun demikian suara tersebut baru akan terdengar baik bilamana telah beresonansi pada salah satu resonator, baik rongga mulut, rongga hidung atau rongga dada.
Misalnya, kalau bentuk rongga mulut bulat maka suara yang diproduksinya akan bulat pula, tetapi kalau rongga mulut ditarik melebar kesamping maka suara yang diproduksi akan terdengar ‘cempreng’. Seorang aktor harus lebih menekankan pemberian karakter pada suaranya. Mengolah texture dan warna suara yang sesuai dengan peran yang dimainkannya.
Seorang aktor juga harus bisa mengolah beberapa warna vokal sesuai tuntutan skenario, seperti:
- Menaikkan dan menurunkan volume suara.
- Meninggikan dan merendahkan frekwensi nada bicara.
- Mengatur atau mengolah tempo pengucapan.
- Mengatur atau mengolah warna dan texture suara.
Latihan 1:
- Tariklah napas dan keluarkan seperti angin.
- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara angin itu sendiri, rasakan efek napas tersebut pada langit-langit atas mulut, lidah dan pembentukannya.
- Tariklah napas dan keluarkan dengan suara seperti seolah sedang berbisik, rasakan bagaimana kandungan napas dan suara yang keluar.
- Tariklah napas dan keluarkan dengan teks dan seolah suara itu menyerupai angin.
- Seluruh latihan ini dilakukan secara alami dan intens.
Latihan 2 :
- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara binatang berkaki empat (bayangkan harimau, ajah, anjing, kucing dan lain sebainya).
- Tariklah napas dan keluarkan seperti suara jenis unggas (bayangkan menjadi burung, ayam, bebek, dan lain sebagainya).
- Seluruh latihan ini dilakukan secara alami dan intens.
Latihan 3 :
- Cobalah kata-kata apa saja dari mulut.
- Cobalah berdialog improvisasi apa saja keluar dari mulut.
- Cobalah baca beberapa teks lakukan dengan alami dan bertahap lewat vibrasi yang volumenya di tambah.
- Lakukan observasi suara manusia dan tirulah laku perannya (how old I am: rasakan sensasi-sensasi usia yang ditiru pada teknik suara).
- Cobalah acting dengan teks.
- Hindari ketegangan-ketegangan.
Berikut ini catatan-catatan yang dibuat oleh Frans Marajinen dari “Institut des Arts Spectaculaires” (INSAS) di Brussell selama kursus yang diadakan oleh Jerzy Grotowsky dan sahabatnya, Ryszard Cieslak, pada tahun 1966.
Dalam pengantarnya, Grotowsky menjelaskan bahwa hubungan antar penonton dan aktor adalah penting. Dengan dasar pemikiran ini, dia memulai pelajarannya dengan semboyan: “Inti teater adalah aktor, perbuatan-perbuatannya, dan apa yang dapat ia capai”. Skema pelajarannya dan pelbagai macam latihan adalah didasari atas pengalaman secara metodik menuju kepada teknik-teknik aktor dan kehadirannya secara fisik di atas panggung.
No comments:
Post a Comment