Tuesday, March 15, 2011

Latihan-latihan Vokal

Latihan Vokal


      Untuk memulainya, Grotowski membuat beberapa tanda tentang sikap yang disesuaikan dengan kerja seseorang. Ia minta keterangan yang mutlak kepada siapa saja yang hadir dalam ruangan, baik aktor maupun penonton. Ketawa haruslah ditahan pada bagian permulaan latihan nampak seperti permainan sirkus.

      Mereka yang tidak biasa dengan metode tersebut hendaknya menerima impresi ini, tapi secepatnya orang akan memahami apabila ia telah menghadiri beberapa latihan dan melihat hasil yang dicapai. Penonton dalam hal ini adalah mereka yang tidak ambil bagian aktif dalam latihan, dan mereka harus “tidak terlihat dan tidak terdengar” oleh murid-murid.

Stimulasi atas Suara

      Setiap aktor memilih teks dan ia bebas untuk membacanya, menyanyikannya atau bahkan dengan teks itu ia boleh berteriak.

      Latihan ini dilakukan secara serempak. Sementara itu Grotowski berjalan keliling diantara mereka, sekali-sekali meraba dada, punggung, kepala atau perut si murid ketika ketika ia sedang membaca. Tidak satu bagianpun yang terlewat dari perhatian Grotowski.

      Setelah latihan ini selesai, dia menununjuk empat orang. Yang lain kembali ketempat duduknya masing-masing untuk melihat perkembangan teman-temannya. Mereka tidak boleh bersuara.

       Grotowski menempatkan satu orang di tengah-tengah. Aktor membaca semuanya dengan suara yang secara berangsur-angsur ditambah volumenya. Kata-kata disuarakan kembali dengan mantap, langit-langit seakan-akan tengkorak bagian depanlah yang sedang berbicara. Kepala jangan terkulai kebelakang sehingga menyebabkan laring tertutup. Melalui echo langit-langit menjadi kawann berdialog yang akan mengambil bentuk pertanyaan maupun jawaban (selama latihan Grotowski memimpin murid-muridnya dengan aba-aba tangan, mengelilingi ruangan). Selanjutnya, dimulailah percakapan dengan tembok, juga secara improvisasi. Di sinilah bukti bahwa echo adalah jawaban. Seluruh badan merespons terhadap echo . Suara asli masuk dan keluar melalui dada.

       Kemudian suara ditempatkan di perut. Dalam acara ini percakapan dilangsungkan dengan lantai. Kedudukan badan: “seperti seekor sapi gemuk”

      Catatan: Grotowski menekankan bahwa selama latihan pikiran harus dikosongkan. Murid-murid membaca teks tanpa berpikir dan tanpa pause. Grotowski akan menyetop setiap kali ia melihat ada murid sedang berpikir dalam latihan.

Suara latihan diperlihatkan, secara berurutan:

1.Suara kepala (menghadap kelangit-langit).

2.Suara Mulut (seakan berbicara pada udara di hadapannya)

3.Suara occipital (menghadap langit-langit tepat di atas aktor).

4.Suara dada (diproyeksi di depan aktor)

5.Suara perut (menghadap kelantai)

        Suara keluar dari kedua belah bahu(menghadap langit-langit tepat diatas aktor); the small of the back (menghadap ke dinding di samping aktor); bagian lumbar (menghadap kelantai, dinding dan ruang disampingnya)Grotowski tidak membiarkan aktor beristirahat sebentarpun. Ketika aktor sedang membaca, ia berkeliling membaca stimulasi dan “meremas” bagian tertentu badan murid, sehingga melepaskan impuls-impuls yang terbawa oleh suara.    
 Ritme latihan sangan cepat. Seluruh tubuh harus diikutsertakan walau hanya untuk latihan vokal saja. Suatu latihan relaxation terdiri dari improvisasi percakapan dengan tembok, sepenuhnya bebas dari tensi. Murid harus secara tetap menyadari bahwa echo harus selalu ditangkap.

Sungguh menakjubkan bagaimana Cieslak pemain utama dan teman dekat Grotowski selalu memberikan contoh dan melihat banyak latihan serta mengikuti perkembangan murid-murid dengan penuh latihan.

Latihan “Macan”

      Latihan ini untuk membuat si aktor secara penuh tampil dan dalam waktu yang bersamaan, menyusun suara parau dalam akting. Grotowski memainkan seekor macan yang sedang menyerang mangsanya. Murid-murid (mangsanya) bereaksi, meraung seperti macan.

       Itu bukanlah sekedar meraung. Suaranya haruslah didasarkan pada teks, dan mempertahankan terus seperti itu adalah penting sekali dalam latihan ini.
Grotowski : “Sini, lebih dekat …teks…teriak… saya adalah seekor macan, bukan kau…. Saya akan menelan kau….”

       Dalam hal ini ia mendorong murid-murid untuk memasuki permainan secara penuh. Sungguh hebat bagaimana murid-muridnya kemudian mengikuti latihan ini. Sekarang semua perasaan malu-malu menjadi lenyap. Kekurangannya hanyalah karena belum terbiasa dengan teks, dan memang dalam improvisasi, kata-kata tidak timbul secara mudah.

       Tiba-tiba Grotowski menginterupsi latihan (tidak disadari beberapa murid dalam hal ini menunjukan bahwa mereka benar-benar secara total adalah jelas dimaksudkan untuk “mengistirahatkan” organ-organ suara. Grotowski menganggap bahwa “vokal relaxation” adalah sangat penting , terutama bagi mereka yang berlatih untuk pertama kalinya. Organ-organ ini suara belum terbiasa digunakan dengan cara ini. Cara pendidikan Grotowski yang keras nampak dalam kenyataannya bahwa murid-murid mengalami kesulitan menahan latihan. Mereka tidak memperhatikan penonton yang mana hal itu merupakan suatu yang luar biasa dalam keseluruhan proses latihan.

Latihan “Kingkong”

      Inti dari latihan ini adalah mengulang-ulang ucapan kata “King” pada nada yang sangat tinggi dan tempo yang sangat cepat, dengan seluruh rentetan variasi dari nada rendah ke nada tinggi.

       Akhirnya suara ke luar dari occiput yang sementara adalah Grotowski memperoleh hasil yang luar biasa dengan improvisasi kata ini pada nada yang lebih tinggi. Setelah kira-kira lima menit, atas petunjuk Grotowski, murid-murid mencapai skala vokal yang tinggi dan nampak bagi mereka sebagai sesuatu yang baru. Kami mendapatkan keadaan itu karena banyak wajah-wajah murid yang nampak surprise.

Latihan “La-La”

      Latihan dimulai dengan berjalan keliling serta menyanyikan “la-la” kemudian Grotowski merebahkan diri, terlentang diri, terlentang di atas lantai. Lalu “la-la” di ulang dengan menghadap ke langit-langit, dinding dan lantai sebagai alternatip suara kepala, perut dan dada.

      Grotowski berpesan agar mereka melonggarkan perut dan mendorong resonator yang terletak di perut.
Setelah latihan ini, murid-murid tetap terlentang di atas lantai untuk beberapa saat, istirahat secara penuh.

(Catatan: Hasilnya sungguh luar biasa. Bahkan setelah pelajaran pertama suara murid-murid bisa mencapai intonasi yang sebelumnya tidak pernah mereka sangka dapat mereka miliki).

      Grotowski memulai lagi dengan serangkaian latihan-latihan sama seperti yang diberikan kepada murid yang pertama.

1.Simulasi vokal keluar dari resonator-resonator yang berbeda

2.Suara kepala (menghadap kelangit-langit).

3.Suara Mulut (seakan berbicara pada udara di hadapannya)

4.Suara occipital (menghadap langit-langit tepat di atas aktor).

5.Suara dada (diproyeksi di depan aktor)

6.Suara perut (menghadap kelantai)

Suara-suara yang keluar dari:

a.sepasang bahu (menghadap kelangit-langit di samping aktor)

b.the small of the back (menghadap dinding disamping aktor)

c.the lumber region (menghadap lantai, dinding dan ruangan di sampingnya)

Latihan Berikutnya

Meong kucing dengan daya penyampaian yang paling luas dari:

a.Intonasi

b.nuanasa-nuansa

c.pitch

Tiba – tiba grotowski kembali kepembicaraan teks secara normal/ biasa

Macan

      Ekspresi suara dalam bentuk ruangan macan. Ada tanda-tanda kemajuan yang nampak kalau dibandingkan dengan yang sebelumnya. Latihan vokal sekarang dibarengi dengan gerak mengendap-endap, jumpalitan dan mencakar-cakar. Grotowski tidak ragu-ragu mempelajari dari pengalaman tentang kebutuhan murid-murid sehingga memungkinkan penyerahan diri mereka secara penuh dalam latihan.

No comments:

Post a Comment