Saturday, March 12, 2011

Permulaan Teater (lanjutan 2)


Teater Zaman Elizabeth
     
      Pada tahun 1576, selama pemerintahan Ratu Elizabeth I, gedung teater besar dari kayu dibangun di London Inggris. Gedung ini dibangun seperti lingkaran sehingga penonton bisa duduk dihampir seluruh sisi panggung. Gedung teater ini sangat sukses sehingga banyak gedung sejenis dibangun disekitarnya.salah satunya yang disebut Globe, gedung teater ini bisa menampung 3.000 penonton. Penonton yang mampu membeli tiket duduk di sisi-sisi panggung. Mereka yang tidak mampu membeli tiket berdiri di sekitar panggung.

       Globe mementaskan drama-drama karya William Shakespeare, penulis drama terkenal dari inggris yang hidup dari tahun 1564 sampai tahun1616. Ia adalah seorang aktor dan penyair, selain penulis drama. Ia biasanya menulis dalam bentuk puisi atau sajak. Beberapa ceritanya melakukan monolog panjang, yang disebut solloquy, yang menceritakan gagasan-gagasan mereka kepada penonton. Ia menulis 37 drama dengan berbagai tema, mulai dari pembunuhan dan perang sampai cinta dan kecemburuan. 

Ciri-ciri teater zaman Elizabeth adalah:
  • Pertunjukan dilaksanakan sian g hari dan tidak mengenal waktu istirahat.
  • Tempat adegan ditandai dengan ucapan dengan disampaikan dalam dialog para tokoh.
  • Tokoh wanita dimainkan oleh pemain anak-anak laki-laki. Tidak pemain wanita.
  • Penontonya berbagai lapisan masyarakat dan diramaikan oleh penjual makanan dan minuman.
  • Menggunakan naskah lakon.
  • Corak pertunjukannya merupakan perpaduan antara teater keliling dengan teater sekolah dan akademi yang keklasik-klasikan.
Teater abad 17 di Spanyol dan Perancis

      Drama-drama agama hanya berkembang di Spanyol Utara dan Barat karena sebagian besar Spanyol dikuasai Islam. Ketika kekuasaan Arab dapat diusir dari Spanyol kira-kira tahun 1400 maka drama dijadikan salah satu media untuk “menghistorikan” kembali bekas jajahan Arab. Teater berkembang sebagai media dakwah agama. Inilah sebabnya drama agama  berkembang di Spanyol.Gereja sangat berperan dalam pengembangan drama. 
      Pertunjukan yang berkembang adalah Autos Sacramentales dengan ciri ciri antara lain:
  • Tokoh-tokoh dalam cerita adalah tokoh simbolik, misalnya si Dosa, Si Bijaksana dipertemukan dengan tokoh supranatural dan manusia biasa dengan cerita berdasarkan  kehidupan sekuler maupun ajaran-ajaran gereja.
  • Dipertunjukkan di atas kereta kuda (2 tingkat) yang dinamai carros. Kereta-kereta kuda tadi juga membawa setting.
  • Pertunjukan dilakukan oleh rombongan profesional yang selalu berhubungan dengan gereja
  • Pertunjukannya selalu diselingi tarian dan interlude Farce pendek.
       Unsur Farce berdampak masuknya sekularisme dalam drama Autos dan berakibat gereja  melarang Autos pada tahun 1765 karena merajalelanya semangat Farce dan menyimpang dari ajaran-ajaran agama.
      Drama di luar gereja yaitu drama sekuler juga berkembang pesat. Pada tahun 1579 telah berdiri gedung permanen di Madrid. Bentuk gedung teater ini mirip dengan Elizabethan di Inggris. Pelopor drama sekuler di Spanyol ialah lope de rueda (1510-1565). Ia dramawan, aktor dan produsen yang mendirikan gedung teater permanen di Spanyol. Tetapi profesionalisme dalam teater  baru berkembang setelah kematiannya tahun 1580-an.

      Pada abad 17 Teater di Perancis menjadi  penerus teater abad pertengahan, yaitu teater yang mementingkan pertunjukan dramatik, bersifat seremonial dan ritual kemasyarakatan. terdapat kecenderungan menulis naskah yang menggabungkan drama-drama klasik dengan tema-tema sosial yang dikaitkan dengan budaya pikir kaum terpelajar. Dramawan Perancis bergerak lebih ekstrim dalam mengembangkan bentuk baru tragedi klasik yang melampaui tragedi Yunani yang padat, cermat, dan santun. Lahirlah Klasisme baru atau neo klasik yang  memiliki konvensi sebagai berikut:
  • Mengikuti dan memahami konsep pembuatan naskah klasik,
  • Menjaga kemurnian tipe drama,
  • Setia kepada kaidah klasik,
  • Berorientasi pada fungsi drama,
  • Menitikberatkan pada konsep tentang kebenaran dan moral kebaikan,
  • Setia kepada keutuhan  waktu, tempat,  dan peristiwa,
  • Hanya mengakui dua bentuk drama yaitu tragedi dan komedi,
  • Konsep Neoklasik mengajarkan tentang kebenaran.

No comments:

Post a Comment