Sebelum mengakhiri biografinya, Stanilavsky menyatakan bahwa setelah berusaha mencoba segala gaya dan bentuknya-bentuk eksperimen, dia sampai pada satu kesimpulan: "segala itu tak ada artinya dan tidak dapat menciptakan seni yang memiliki kedalaman jiwa dan mempunyai daya dramatik. Satu-satunya raja dan pemegang hukum diatas panggung adlah aktor yang berbakat.
Tak ada seni yang tak membutuhkan keahlian. Tetapi sayang, saya tidak bisa mendapatkan latar belakang set yang tepat bagi seorang pemain yang memberikan kebebasan baginya untuk mengembangkan kehidupan batinnya yang rumit.. jika seorang pelukis yang hebat tidka lahir, maksud saya seorang pelukis yang mampu memberikan set-set yang paling sulit diciptakan tetapi sederhana dan artistik bagi penampikan seorang pemain diatas panggung, pemain sejati hanya bisa bermimpi tentang panggung, yang sederhana dimana dia bisa tumpul seperti penyanyi atau pemain musik dan menafsirkan keindahan dan kehidupan artistik batin manusia dengan seni dan teknik kekuatan jiwa dan rasanya.
Ini adalah gambaran atas kerja kreatif Grotowski.
Seperti seniman-seniman dalam bidang lainnya juga dia mulai menanyai dirinya sendiri dengan sebuah pertanyaan dasar: apa itu teater?
Dalam pencariannya tentang hakekat teater, Grotowski menemukan, bahwa teater bisa ada tanpa tatanan, kostum, dekor, panggung, cahaya, dan efek suara, tetapi teater tidak bisa ada tanpa hubungan antara pemain dan penonton dalam teater hidup.
Grotowski sepenuhnya menolak konsep-konsep teater tradisional yang dinamakan teater kaya, teater yang tergantung pada kleptomania artistik. Dengan total teater Grotowski menyebutkannya sebagai omong kosong. Dia menolak segala bentuk teater kecuali yang diciptakannya sendiri, yang dinamakan teater melarat.
Dalam bukunya, dia mengungkapkan berbagai tuntutan yang mengejutkan. Menciptakan aransemen pengadeganan yang berbeda untuk pemain dan penonton setiap pertunjukan.
Kegelisahannya adalah karena teater ketika itu telah "diperbudak" oleh teknologi dan artistik yang menjadi pendukung telah bergeser menjadi hal utama dalam proses pementasannya.
Aktor yang telah kehilangan kehidupan batinnya, ia terpisah dengan penonton karena terlalu banyaknya "aksessoris artistik" yang dipakai sehingga mengurangi bahkan menghilangkan substansi berteater.
Kata "melarat/ miskin" dalam konsep Grotowski dapat dimaknai secara luas. Miskin adalah upaya lepas dan mengurangi ketergantungan dari aransemen artistik serta menghilangkan kemanjaan pekerja seni kita.
Seeep....
ReplyDelete