Saturday, April 30, 2011

Metode Pengajaran teater di Sekolah

Metode Pengajaran teater di Sekolah

Untuk memenuhi kompetensi siswa, diharapkan pengajar/ guru harus mampu melatih siswa. 

Tentunya siswa harus diajak dan dilatih dasar teater. ada banyak cara untuk melatih siswa mengenal teknik dasar teater. di antaranya adalah seperti di bawah ini.

1. Membaca Puisi
Calon aktor perlu membaca puisi dengan suara lantang. Manfaatnya untuk melatih vokal supaya terbiasa melakukan perubahan nada suara sebagai akibat adanya perubahan perasaan dalam berbagai situasi. 

Perubahan nada suara akibat perubahan situasi itu tentu saja akan disertai perubahan ekspresi wajah. Mungkin dengan tidak terasa akan disertai pula gerakan anggota tubuh, terutama tangan. Dengan cara begitu, calon aktor dapat mengekspresikan perasaan tokoh yang dimainkannya melalui suara, ekspresi wajah, dan gerak-gerik tubuh dengan penghayatan.

2. Menirukan Binatang
Calon aktor mencoba menirukan gerakan khas macam-macam binatang. Bila menirukan kera, gerakan anggota tubuhnya, ekspresi wajahnya, dan suaranya harus seperti kera. Dengan cara seperti itu, calon aktor mencoba memerankan tokoh meskipun tokoh yang diperankannya itu binatang.

3. Menirukan Orang
Calon aktor mencoba menirukan orang yang sudah dikenalnya. Lebih baik lagi kalau orang yang ditirukan itu juga sudah dikenal teman-temannya. Dengan begitu, temannya dapat menebak orang yang ditirukannya itu. bila temannya dapat menebak, berarti cara menirukannya sudah baik. Sebaliknya, bila temannya belum dapat menebak, upaya menirukan itu harus diulang.

4. Tertawa dan Menangis
Calon aktor mencoba tertawa terus-menerus sampai benar-benar tertawa kalau ia ingin tertawa. Calon aktor perlu mencoba menangis seolah-olaha dia sedang mengalami hal yang menyedihkan. Begitu pula calon aktor perlu mencoba seolah-olah sedang marah, putus asa, menyerah, atau yang lainnya. Dengan latihan seperti ini, diharapkan kelak dapat memanfaatkannya untuk memerankan tokoh yang sedang bersedih, marah, dan lain-lain.

5. Berdialog
Calon aktor mencoba berdialog. Mula-mula dialognya bebas tanpa naskah, seolah-olah sedang memerankan tokoh tertentu dalam drama. Hal ini dapat disamakan dengan permainan drama tradisional semacam ketoprak. Dalam ketoprak, aktor memang tidak menghafalkan naskah. Dialognya terserah aktor. Calon aktor dapat berlatih dengan jalan bermain ketoprak-ketoprakan.

6. Gerak Panggung
Calon aktor harus berlatih melakukan gerak panggung, yaitu gerakan atau perbuatan yang mungkin akan dilakukannya di panggung saat bermain drama. Misalnya, berjalan terpincang-pincang karena kakinya sakit, berjalan terhuyung-huyung karena mabuk, dan berjalan mengendap-endap karena takut ketahuan. 

Calon aktor juga berlatih seolah-olah bersedih, gembira ria, tegang, atau marah. Semuanya itu harus dipelajari karena mungkin kelak akan dipraktikkannya di panggung kalau tokoh yang diperankannya sesuai naskah, harus berbuat demikian.

Demikianlah. Pembelajaran Seni Budaya di sekolah-sekolah ini sebenarnya ditekankan agar siswa memiliki budi pekerti yang luhur dan saling menghargai sesamanya. Di dalam teater, pendidikan budi pekerti ini sangat kentara dalam pemunculan karakter tokoh-tokoh yang dilakonkan. 

Sekali lagi penulis tekankan bahwa dalam pembelajaran Seni Budaya ini tidak ingin mendidik siswa agar menjadi seniman, melainkan agar siswa dapat lebih menghayati peran kehidupan dalam mengarungi peradaban. Jika ia tertarik lebih dalam terhadap teater, ia bisa memilih sanggar-sanggar teater di luar sekolah untuk menampung bakatnya tersebut.

No comments:

Post a Comment