teater & drama
Teater dan Drama
Jauh sebelum secara eksplisit dicantumkan dalam kurikulum sekolah, seni teater telah diajarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler sebagai salah satu pilihan.
Namun, proses pembelajarannya masih mengadopsi seni drama yang juga diajarkan di sekolah sebagai bagian kajian seni sastra dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Keadaan ini telah berjalan cukup lama sehingga seni teater tereduksi ke dalam seni drama dan awam menyebut seni teater adalah seni drama.
Keduanya sama. Sementara itu menurut kajian keilmuan, teater dan drama memiliki perbedaan mendasar.
Menurut Harrymawan (1993) teater berasal dari kata Yunani “theatron” yang berarti gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya, dalam pengertian lebih luas kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dengan demikian, dalam rumusan sederhana teater adalah pertunjukan.
Sementara itu drama berasal dari kata Yunani Kuno “draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan “drame” yang berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat berarti lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika.
Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat seiring dengan perlakuan terhadap teater yang mempergunakan drama lebih identik sebagai teks atau naskah atau lakon atau karya sastra (Bakdi Soemanto, 2001).
Simon Shepherd dan Mick Wallis (2004) melakukan studi teori secara mendalam mengenai drama, teater, dan pertunjukan (performance) di mana dalam satu bagian kajian mereka mencoba meresume relasi antara drama, teater, dan pertunjukan dari pendapat beberapa tokoh.
Drama – dalam resume tersebut – selalu dikaitkan dengan naskah, merujuk pada pendapat Schechner yang mengatakan bahwa drama sebagai naskah atau skrip dari pertunjukan teatrikal. Sedangkan teater adalah bentuk praktis dari lakon atau drama yang ditulis untuk dipertunjukkan. Intinya, membicarakan drama adalah membicarakan lakon atau naskah sedangkan teater adalah praktik atau laku dalam membuat pertunjukan.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran seni teater di sekolah cara pandang drama dan teater ini berdampak signifikan. Dalam pelajaran teater berbasis drama kajian utamanya adalah naskah drama itu sendiri. Tema, struktur, plot, dan penokohan menjadi bahan diskusi sementara praktiknya harus mengikuti arah analisis yang telah dilakukan.
Sementara itu teater mengajarkan bagaimana cara memandang dan membuat sebuah pertunjukan baik dengan naskah ataupun improvisasi, dengan dialog atau hanya gerak dan musik saja. Teater memiliki cakupan lebih luas karena ia membahas pertunjukan sedangkan naskah hanyalah bagian dari pertunjukan. Pilihan ekspresi seni teater lebih bebas dan mampu mengadopsi ide dan gagasan yang lebih luas.
No comments:
Post a Comment